Jakarta –
Paparan Bisphenol A (BPA) dalam jangka panjang dapat berbahaya bagi kesehatan. Dokter mengatakan salah satu dampaknya adalah pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI), dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Ulul Albab, SPOG, mengatakan efek berbahaya BPA pada tubuh telah dibuktikan dalam berbagai penelitian.
Pada acara tersebut, Dr. Ulul mengatakan, “Tentu saja ada peringatan bahwa BPA berbahaya karena pertama kali digunakan pada tahun 2011. forum pimpinan detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
“Kita tahu ada sekitar 130 penelitian yang menunjukkan BPA berbahaya dalam jangka panjang,” lanjutnya.
Menurut dr Ulul, beberapa peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia secara khusus mengatur penggunaan BPA pada kemasan produk makanan. Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 yang terakhir adalah Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.
Aturan ini menyarankan untuk membuat label yang menyatakan bahwa suatu produk bebas BPA, berpotensi mengandung BPA, atau mengandung BPA. Menurut Dr Ulul, kebijakan ini patut didukung.
“Paling tidak label ini satu level, karena sebelumnya belum ada dan harus kita coba.”
Menurut dr Ulul, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi risiko paparan BPA. Termasuk dalam memilih kemasan bahan makanan.
“Hindari penggunaan botol atau kemasan (plastik) secara berulang-ulang, merebus atau menggunakan bahan kimia tertentu, menyikat gigi, dan sebagainya karena dapat mengikis mikroplastik,” ujarnya.
(DP/Naik)