Jakarta –
Kekerasan terhadap perempuan di Korea Selatan merupakan awal dari gerakan 4B di kalangan perempuan. Bihon, bichulsan, biyonae, dan bisekeu yang artinya tidak berhubungan seks, tidak melahirkan, tidak berpacaran, dan tidak menikah.
Tren tersebut belakangan menjadi fenomena '6b' yang menggambarkan hubungan antara perempuan dan laki-laki di Korea Selatan. Apalagi jika berhadapan dengan laki-laki yang beracun, misoginis, dan patriarkal.
Banyak laporan media menghubungkan gerakan ini dengan banyak kejahatan seks online sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap perempuan.
Bahkan, ada sebuah kejadian di Korea Selatan dimana seorang pria membunuh seorang wanita muda di kamar mandi umum, dengan dalih melakukannya karena wanita tersebut tidak menghiraukan atau tidak menerima keinginan pria tersebut. Seringkali penjahat tidak dihukum sebagaimana mestinya.
Menurut laporan media lokal Korea Selatan KBS, pada tahun 2023, 1 wanita akan meninggal setiap empat hari oleh orang tak dikenal. Sedangkan dalam waktu 3 hari, seorang wanita meninggal setelah diserang dalam hubungan intim dengan pasangannya.
Netizen di Korea Selatan melakukan protes secara online sebagai tanggapan terhadap budaya Korea yang didominasi laki-laki.
“Bagus sekali, Korea! Kegiatan seperti ini harus dinormalisasi sehingga perempuan dapat membuat pilihan yang sama seperti laki-laki tanpa takut akan tekanan atau reaksi balik, dan bukannya harus menyesuaikan diri dengan ekspektasi masyarakat,” tulis mereka.
Gerakan yang sebelumnya tidak diketahui ini baru-baru ini mendapat perhatian setelah YouTuber Jung Se-yong dan Baek Ha-na mengklaim melalui saluran SOLOdarity mereka bahwa pernikahan adalah penyebab patriarki.
Keduanya mendorong perempuan untuk meninggalkan tugas-tugas tradisional perempuan, seperti menikah dan mengasuh anak, yang dianggap wajib.
Dampak terhadap tren angka kelahiran di Korea Selatan
Korea Selatan sedang mengalami perubahan demografis yang kelam, salah satunya terkait dengan gerakan ini, seiring semakin banyaknya generasi muda yang memilih untuk menunda atau membatalkan keinginannya untuk menikah atau memiliki anak.
Korea Selatan diperkirakan akan menjadi negara dengan masyarakat lanjut usia pada tahun 2072 karena rata-rata usia akan meningkat dari 44,9 menjadi 63,4 pada tahun 2022.
Sementara itu, jumlah penduduk diperkirakan akan turun menjadi sekitar 36,22 juta pada tahun 2072, dibandingkan 51,73 juta pada tahun lalu.
(Naf/Kna)