
Melihat anak SD pacaran, bahkan hingga ciuman bibir, mungkin sudah jadi hal biasa yg bisa kita temukan pada internet. Ada perasaan miris memang, tapi nggak pelak hal ini jua dijadikan bahan guyonan. Duh, masa mau kalah sama anak SD? Kamu kapan?, adalah satu dari contoh dari guyonan yg dibikin dari konduite nggak pantas pada zaman sekarang. Dan mirisnya, hal itu pun disebarluaskan.
Media sosial suka nggak suka jadi satu dari wadah buat membuatkan serta dijadikan contoh bagi anak-anak lainnya. Apalagi ketika anak-anak pada bawah umur ini tanggal dari pengawasan orang tua mereka.
Kehadiran media sosial sekarang membuahkan konduite nggak senonoh ini jadi terwadahi serta gampang dibagikan
Ibarat sisi mata uang, media sosial nggak cuma dijadikan wadah buat hal-hal positif, tapi jua buat hal-hal negatif sekalipun. Berapa poly contoh yg sebenarnya sudah kita lihat sehari-hari? Yang kita bisa lakukan adalah geleng-geleng koordinator serta semoga itu nggak terjadi sama kita. Sayangnya, beberapa hal yg nggak pantas buat disebarluaskan, malah semakin tersebar pada dunia maya. Salah satunya foto-foto vulgar yg dilakukan sang anak-anak yg masih pada bawah umur ini. Mereka nggak malu buat melakukan hal nggak senonoh mirip ini lalu membagikannya pada media sosial. Hasilnya? Foto-foto ini semakin tersebar berkat beberapa akun pada media sosial yg bermasa poly, ikut mengunggahnya. Tapi yg bikin heran, penyebaran foto memalukan ini bukan mengurangi asa yg lain buat melakukan hal yg sama, justru malah bertambah.
Kenapa ada pemikiran bahwa ini hanya lucu-lucuan? Buktinya mereka tersenyum bahkan tertawa saat melakukan hal ini
Anehnya, konduite-konduite yg tergolong dalam pelecehan seksual ini disebut sebagai guyonan atau lucu-lucuan. Lihat saja wajah mereka yg terlihat tersenyum bahkan tertawa saat mengabadikan apa yg mereka lakukan. Coba lihat betapa sumringahnya mereka serta nggak merasa ada yg salah menggunakan tangan mereka yg meraba dada teman perempuannya.
Seakan ini adalah satu dari jalan buat bisa terkenal pada media sosial. Toh buktinya foto-foto ini jua tersebar pada media sosial serta mereka terkenal. Tapi apa iya terkenal menggunakan cara yg mirip ini rupawan?
Bika terus dibiarkan tentu hal-hal ini akan semakin menjadi, anak-anak yg dewasa sebelum waktunya, bahkan harus merasakan mengurus anak pada usia yg sangat belia
Akses internet tanpa batas ini pada akhirnya mencampuradukkan antara yg sesuai umur menggunakan yg nggak. Konsumsi yg seharusnya diperuntukkan bagi dewasa, kini jua bisa dinikmati sang anak-anak. Dari mana anak-anak ini belajar hal-hal mirip pada atas kalau bukan dari video-video yg ada pada internet? Bahkan anak SD pun kini nggak malu lagi buat mengambarkan foto-foto vulgar mereka pada media sosial.
Kita nggak memahami apakah sebenarnya mereka sadar menggunakan apa yg dilakukan itu bagian dari pelecehan seks atau nggak. Atau malah mereka mengira itu hanya seru-seruan saja? Namun yg paling ditekankan pada kenyataan ini adalah, apakah adil jikalau kita melabeli anak-anak ini sebagai anak zaman now?
Seakan-akan semua anak zaman now ini memiliki konduite yg serupa. Hal-hal vulgar yg mereka lakukan mungkin saja jua pernah dilakukan sang anak-anak zaman old, hanya saja, nggak diabadikan dalam foto serta video. Kalau pun ada, niscaya nggak gampang tersebar pada internet mirip sekarang, lantaran zaman dulu nggak ada yg namanya media sosial.
Apakah dibenarkan kalau kenyataan mirip ini adalah 100 % tanggung jawab mereka serta kita hanya sebagai penonton serta tanggal tangan? Hal-hal ini sebenarnya sangat dekat lho menggunakan kita. Bisa jadi foto anak-anak ini ternyata adalah tetangga kita atau bahkan sepupu kita. Tapi kita lebih memilih buat nggak peduli menggunakan alasan nggak pengen ikut campur. Justru ketidakpedulian ini yg semakin menjerumuskan anak-anak zaman sekarang buat berbuat bebas.
Bayangkan jikalau penggunaan smartphone mereka diawasi. Mereka diingatkan, kalau perlu beri punishment buat membagikan pengaruh jera agar mereka nggak melakukan hal-hal mirip tadi lagi. Mungkin munculnya serta disebarkannya konten-konten ini bisa ditekan. Caranya nisbi gampang sebenarnya. Peduli dari lingkungan terdekat kita dulu saja. Mulai dari saudara termuda-saudara termuda kita, saudara kita. Bayangkan semua orang melakukan itu pada keluarganya, tentu nggak ada hal-hal yg bikin ngelus dada ini bukan?
Nggak terlambat kok buat itu, kita bisa mulai dari sekarang. Sehingga apapun yg bisa memicu pelecehan seksual, pemerkosaan, hingga pernikahan dini dampak sudah hamil duluan bisa kita tangkal.
Artikel ini adalah rangkaian dari Hipwee Sexual Education. #JanganNgeresDulu, lantaran buta soal seksualitas justru akan mengaburkan langkahmu.
Artikel Bermanfaat serta Menghibur Lainnya
Ini Baru Anak Muda Hebat Zaman Sekarang!
Tata Cara Sunat Zaman Dulu yg Bakal Bikin Cowok Ngilu. Untung Sekarang Sudah Nggak Ada Lagi!
lima Alternatif Pekerjaan Kids Zaman Now yg Bisa Bikin Cepet Kaya. Nggak Kalah Menjanjikan dari Jadi PNS
Keresahan Seorang Alumni UNJ Terkait Perilaku Rektor serta Kasus Plagiarisme. Ini Bukan yg Pertama!
8 Masalah yg Harusnya Tak Bikin Kamu Ambil Keputusan Pisah
Tags
waspada