
Jakarta –
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kejadian stroke dan penyakit jantung di Indonesia sangat tinggi. Di Indonesia, sebanyak 300.000 orang meninggal karena stroke dan 250.000 orang meninggal karena penyakit jantung, ujarnya.
Namun data tersebut tergolong rendah dibandingkan masa pandemi Covid-19. Menurut Menteri Kesehatan, 900.000 orang meninggal karena stroke dan 750.000 orang meninggal karena penyakit jantung.
Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi kondisi kesehatan sebelum gejala muncul dan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah penyakit, kata Menkes saat berkunjung ke Rumah Sakit Raja Ahmad Tabib (RAT) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Kota Tanjung Pinping. . Minggu, dikutip Antara.
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
Menkes menyebutkan pada Juli 2024, sekitar 60 juta warga Indonesia akan melakukan pemeriksaan kesehatan di alamatnya.
“Dengan pemeriksaan kesehatan, kita bisa mengidentifikasi jumlah orang dewasa yang menderita tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol,” ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia, termasuk Kepulauan Riau, mendapat bantuan alat hematologi analisa dari Kementerian Kesehatan. Alat ini digunakan untuk mengukur sampel darah.
Selain itu, Puxmas juga mendapat bantuan alat elektrokardiogram (EKG) dan ultrasonografi (USG).
“Hibah alkes ini menyasar 10.000 Puskesmas di seluruh Indonesia dan direncanakan selesai pada tahun 2027,” kata Menkes.
Menurut Menkes, Puskesmas telah mendapat dukungan obat-obatan seperti Amlodipine untuk darah tinggi, Metformin untuk gula darah, dan Statin Kolesterol yang harus diberikan gratis kepada pasien.
Oleh karena itu, diharapkan jumlah pasien stroke dan penyakit jantung yang dirujuk ke rumah sakit akan berkurang karena sebagian besar pasien yang dibawa ke rumah sakit berada pada stadium akhir atau dalam kondisi serius.
(suk/suk)