Saksi ahli ekspresi Yuda Arfandi mengaku tak turut berduka cita atas meninggalnya putra Tamara Tiasmara.-Blogicakicak.com

Blogicakicak.com-




Jakarta

Percobaan pembunuhan Putra Marah Dimas dan Tamara Tiasmara Sidang ulang digelar kemarin di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Sidang masih memiliki agenda keterangan saksi.

Monika Kumarasari, pakar gerak tangan dan ekspresi mikro, termasuk salah satu yang diminta bersaksi di persidangan terdakwa bersama Yudha Arfandi. Monica Kumarasari dikenal dengan keahliannya dalam analisis ekspresi wajah.

Terdakwa Yuda Arfandi memberikan komentar mendalam terkait pandangannya atas kematian Dante. kata Monica. Yudha Arfandi Dante tidak menunjukkan rasa kasihan atau kesedihan saat meninggal karena perbuatannya.

iklan

Gulir untuk melanjutkan konten.

Monica Kumalasari saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (22/8) mengatakan, “Yuda tidak menunjukkan ekspresi simpati atau kesedihan atas meninggalnya Dante. Ekspresi wajahnya lebih cenderung menunjukkan bahwa dia sedang berpikir keras daripada merasa kasihan.” /2024).

“Menjawab artinya berpikir keras tentang apa yang ingin disampaikan. Ketika berpikir keras, kamu kehilangan spontanitas untuk menjawab. Dan Yudha menunjukkan sifat licik dan konstruktif,” jelas Monica.

Klaim Monica Yudha Arfandi yang tega menenggelamkan korban sebanyak 12 kali sepertinya tak kredibel. Pernyataan Yuda Arfandi lebih menunjukkan rasa takut dibandingkan kesedihan.

“Karena yang disampaikan banyak sekali cerita kenangan terjemahan yang menunjukkan tidak ada penyesalan setelahnya, karena ekspresi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sedih atau menyesal. Malah menunjukkan ekspresi kecil atau ketakutan,” katanya. monika

Pertanyaan Monica mengisyaratkan Yudha Arfandi tidak berkata jujur.

Jadi dari hasil analisa saya, yang bersangkutan tidak sepenuhnya jujur ​​dalam proses penyidikan, kata Monica.

(fbr/vagina)

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama