
Jakarta –
Soimah Pancawati Ketika Anda memasuki dunia hiburan, Anda merasakan betapa ketatnya persaingan. Ia ingat betul saat masih menjadi artis daerah.
Sebagai pendatang baru di Yogyakarta, Soimah masih ingat saat pertama kali berjualan karya. Ketika namanya mulai dikenal di daerah, ada pula yang menganggapnya sebagai pesaing.
“Mungkin saya dianggap kompetitor. Kalau di Wayang, pertunjukan Wayang Kulit bareng, saya sama dia sudah tua-tua. Saya pernah dengar cerita dia melakukan pekerjaan (menipu) itu. TV, Rabu (18/12/2024).
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
Saat itu dia duduk bergiliran bersama senior ini dan senior lainnya. Penumpang biasanya membawa perlengkapan sendiri, mulai dari tas, minuman, hingga perlengkapan mandi.
Pihak penyelenggara acara juga menyiapkan minuman untuk setiap peserta. Namun Sinden Senior meminta minum di depan Somah.
“Dia minta air. Saya berpikir, ‘Ini di depannya’. Mungkin dia mengira setelah dia minum, saya juga minum kan? Lalu dia meminjam tepung. Tidak mungkin dia tidak bisa membawakan tepung. Kalau Saya bilang saya tidak punya (tepung), tidak mungkin, kalau saya kasih (pinjaman).
Somah bingung mau meminjamkan bedak itu atau tidak. Penyanyi berusia 44 tahun itu penasaran apa yang akan terjadi jika dia meminjamkan adonan tersebut karena dia telah diberitahu oleh rekan-rekannya tentang trik kotor yang digunakan penyanyi papan atas itu untuk mengerjai pesaingnya.
“Aku nggak peduli omongan orang. Aku ambil bedak getarnya. Aku pakai Bismillah, aku taruh di dompet. Boneka itu mengajakku bernyanyi. Aku ingin menyanyikan gamelan. Aku hanya bisa mendengar suara gamelan.” dari a sampai z fales.
“Manajernya mengira kalau saya dilecehkan, dia akan suruh saya istirahat. Alhamdulillah, hasilnya hanya di suara saya. Mungkin dia mengira kalau saya palsu, dia tidak akan mengajak saya lagi,” kata Somah.
Sinden Senior alias Somah tetap eksis meski sudah tiada. Namun, meski dia memaafkan mereka, dia memilih untuk tidak bertemu.
“Saya berusaha untuk tidak ketemu lagi. Saya pernah ketemu sekali, tidak ada yang antri, saya di mana, dia di mana. Jadi lupakan saja. Saya sering mendapat kabar dari teman-teman (kata korban) yang ingin bertemu. Tapi aku tidak mau balas dendam. “Tidak, itu sifatnya, lebih baik tidak,” ucap ibu dua anak itu.
(lidah/pencarian)