Jakarta –
Singapura telah ditetapkan sebagai Blue Zone keenam di dunia mulai Agustus 2023. Maksud dari kawasan Blue Zone adalah warganya akan hidup lebih lama dan lebih sehat, yang merupakan perpaduan antara budaya, gaya hidup, pola makan, dan lain sebagainya. Komunitas lokal.
Istilah “Zona Biru” pertama kali diciptakan oleh Dan Buettner, seorang reporter National Geographic. Singapura adalah wilayah baru pertama yang ditambahkan ke daftar zona biru dalam beberapa dekade terakhir, meskipun validitas daftar ini akhir-akhir ini dipertanyakan oleh para ahli demografi.
Diperkirakan pada tahun 2024, angka harapan hidup anak yang lahir di Singapura mencapai 86 tahun. Angka harapan hidup 11 tahun lebih tinggi dibandingkan tahun 1960, ketika rata-rata usia penduduknya adalah 65 tahun.
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
Selain itu, jumlah penduduk berusia di atas 100 tahun di Singapura meningkat dua kali lipat selama periode 2010-2020.
“Ini adalah zona biru yang direkayasa, bukan zona biru yang muncul secara organik seperti lima zona lainnya,” kata Buettner, menjelaskan bagaimana Singapura telah beralih ke pusat kota dalam beberapa dekade terakhir.
“Mereka jelas memberikan hasil yang kami inginkan,” lanjutnya.
Buettner menyebut Singapura Zona Biru 2.0 karena tingginya angka harapan hidup warganya merupakan hasil dari kebijakan pemerintah, termasuk menerapkan label nutrisi pada makanan dan mendorong makanan sehat untuk dijual di pasar.
Saya terkagum-kagum dengan kedai makanan di Singapura. Makanan sehat disubsidi, sehingga mendorong masyarakat untuk membeli makanan utuh dibandingkan makanan olahan
Secara strategis, pemerintah Singapura mengurangi jumlah gula dalam minuman manis dan menambahkan label makanan sehat pada produk dengan jumlah gula, lemak, dan natrium yang terbatas.
“Orang-orang mengurangi asupan gula tanpa berpikir panjang,” kata Buettner.
Dengan kebijakan yang bertujuan menjaga masyarakat tetap terhubung, berjalan kaki, dan membeli makanan sehat, Singapura melambangkan umur panjang yang sehat.
(Suk/Kna)