KKP angkat bicara 'susu ikan' menjadi menu makanan gratis-Blogicakicak.com

Blogicakicak.com-


Jakarta

Setelah disebut-sebut sebagai alternatif pengganti susu sapi, 'susu ikan' tiba-tiba menjadi fokus. Pernyataan tersebut pertama kali dilontarkan CEO ID Food Holding, Sis Apik Wijayanto saat rapat kerja dengan DPR RI.

Menurut dia, pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi membutuhkan waktu relatif dua hingga tiga tahun. Oleh karena itu, ID FOOD menilai apakah alternatif susu lain harus dikembangkan untuk melengkapi program makanan gratis yang mencakup penyediaan susu.

“Pengadaan susu dari mega farm akan memakan waktu dua hingga tiga tahun. Rencananya pengadaan pertama akan disalurkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia, namun jika tidak memungkinkan, ada produk alternatif yang bisa digunakan selain susu sapi. , dari ikan,” kata Kak Nis di gedung DPR RI, Rabu (4/9).

iklan

Gulir untuk melanjutkan konten.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengumumkan bahwa 'susu ikan' merupakan minuman berprotein yang dibuat dari hidrolisat protein ikan (HPI) dan merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk meniru susu. Produk ini merupakan salah satu produk hilir perikanan yang terus dipromosikan KKP hingga saat ini.

Menurut Buddy Sulistio, Direktur Eksekutif Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, nama susu ikan merupakan branding produk turunan HPI yang inovatif, sehingga mudah dikenali dan dikonsumsi oleh mereka yang mengenal produk tersebut.

Mengutip dari website Kementerian KPP, Budi dalam keterangan tertulisnya mengatakan, “Jadi bukan dalam artian susu asli, melainkan susu analog yang dihasilkan dari HPI.”

HPI mengembangkan protein ikan dari penelitian tahun 2017 yang dilakukan oleh Kelompok Bioteknologi KKP Libang dengan menggunakan ikan bernilai ekonomi rendah seperti petek, selar, tanban dan bellok. Industri ini akan menjadi faktor penting dalam meningkatkan keselamatan nelayan.

“Saat itu kami berkolaborasi dengan pelaku usaha untuk mempercepat industrialisasi pemanfaatan hasil laut Indonesia sebagai solusi swasembada protein,” ujarnya.

Sebagai bagian dari sektor hilir perikanan, HPI hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang kesulitan mengonsumsi ikan.

Menurut Budi, keberadaan HPI diperlukan untuk meningkatkan asupan protein harian masyarakat yang saat ini hanya 62,3 gram/kapita, masih di bawah rata-rata negara ASEAN bahkan dibandingkan lebih dari 100 negara maju. Gram / kapital / hari.

“Upaya HPI di sini, serta upaya peningkatan asupan protein masyarakat untuk mendukung program gizi gratis, merupakan langkah strategis untuk menciptakan semangat swasembada 100 gram protein pada generasi emas Indonesia seperti di negara maju,” ujarnya.

Budi menjelaskan, HPI yang merupakan bahan baku utama 'Susu Ikan' memiliki sifat serbaguna dan fungsional sehingga akan mendorong inovasi produk pangan maju dalam negeri lainnya sebagai benteng bahan makanan dan minuman.

Kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah mendemonstrasikan pemanfaatan HPI pada makanan kaya protein seperti kue kering, silok, kue sus, roti gambang dan berbagai jenis jenang.

“Jadi, tidak hanya yang kita kenal sebagai minuman berprotein atau ‘susu ikan’, tapi HPI bisa dijadikan pelengkap berbagai makanan sehari-hari,” ujarnya.

Next: Sudah Ada Pabrik 'Susu Ikan' di Indramayu.

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama